Diakah Wanita yag dirindukan syurga?



Ketika hambaKu bersungguh-sungguh dalam mencariKu, akan Aku tunjukkan jalan baginya .
Menjadi wanita sholehah yang dirindukan surga pastilah mejadi sebuah cita-cita tertinggi bagi wanita beriman. Walapun tak bisa ditempuh dengan harga murah dan gampang.
Impian inilah yang menjadi sebab hati menggebu-gebu memperbaiki diri tiap waktu.
Dan betapa mahal sebuah nilai dari keistiqomahan. Target-target sudah dibuat, alarm pengingat sudah diatur, tools sudah disiapkan akhirnya tumbang juga sebuah harapan. 
“Tidak mengaku beriman seseorang sebelum mereka diuji.”

Dan, tiap-tiap ujian dariNya terkadang tidak bisa dihadapi dengan sempurna. Terkadang taat, terkadang ngga. Terkadang masih melakukan hal yang makruh, meninggalkan yang sunnah. Sholat belum tepat waktu. Masih bisa ketawa haha hihi. 

Tapi Hati masih juga mampu mengatakan “masih bisa bertaubat, iringi perbuatan buruk dengan kebaikan, istighfar aarrggg”
Masih juga nyepelekan,.
Sungguh Allah sebaik-baik zat yang maha baik, pengasih dan penyayang, tidak akan membiarkan hambaNya yang papa ini dalam keadaan yang labil dalam keimanan.
Begitulah kiranya sebab Allah mempertemukan aku dengan hambaNya yang sholehah, dari kacamata aku memandang. Subkhanallah wal khamdulillah,.
Aku menebak-nebak sendiri dalam muhasabahku. Allah yang paling tahu Istiqomahlah yang menjadi permasalahan terberatku. Aku butuh visualisasi sosok wanita sholehah yang nyata. Dan allah yang paling tahu apa yang hambaNya butuhkan. 
 Dialahh seseorang yang mampu menjadi teladan dalam meraih kecintaanNya yang sempurna.
Aku memanggilnya mbak Sari. Kata-kanya lembut penuh perhatian. Yang mengisyaratkan selalu menjaga lisan dan sikapnya. Perangainya lembut dan sedikit pemalu.
Wanita dengan keistiqomahan dan ketaatan yang luar biasa.
Background kehidupan yang keras tak membuatnya jadi orang yang kufur nikmat karena ujian-ujian kehidupan, justru selalu bersyukur dan selalu mengagung-agungkan allah karena Allah membimbingnya hingga detik ini. Kehebatan dia yang mampu menjadi single fighter dalam keistiqomahan mencintai Allah. Itu akui sangat luar biasa.
Dia pergi ke Jakarta 10 bulan lebih awal dariku, dan karena scenario allah pula aku ke Jakarta. Untuk mencari kehidupan yang lebih baik pastinya.Dia bekerja di klinik bekam. bisa jadi karena cita-citanya ingin menjadi seorang dokter. Kami kenal ketika kami di semarang.
Silaturakhim terjalin kembali ketika kami di Jakarta. menyempatkan bertemu adalah suatu tindakan yang takkan pernah saya sesali. Karena dialah saya banyak belajar. 
Selama di jakarta menegemen waktuku untuk bekerja dan ibadah jadi ngga menentu. berangkat jam 6, sampe rumah jam 6 pula. Namun dia memberi contoh nyata, pembelajaran akan arti sebuah perjuangan dalam menggapai ketaan kepada allah.

Agenda hariannya:
Jam 3 bangun sholat Qiyaumullail. Dilanjut baca al ma’surat, baca al qur’an, hafalan. Selanjutnya jam 6 kewajiaban yang lain ia mulai, mulai dari bersih-bersih klinik, rapi-rapi kamar pasien, nyapu, ngepel, lap lemari, ia lakuksn dengan professional tanpa keluhan. Seakan-akan menjadi sebuah otomatisasi sikap dalam keseharian.
Tak pernah meninggalkan sholat duha, dan sholat thoharoh. Menjaga wudhupun menjadi amalan yang ia selalu coba implementasikan. Dia bercerita tentang Bilal ketika dia hendak sholat thoharoh waktu itu. Dia bilang “ukh, aku inget kisahnya bilal, yang udah kedengeran terompahnya disurga karena menjaga wudhu.” Dan dia selalu mencoba mengimplementasikan ilmu kebaikan yang ia dapatkan, seolah-olah jangan sampe sunnah-sunnah tertinggal olehnya. Aku jadi teringat, bahwa abu bakar nanti akan masuk ke surge dari pintu mana saja yang ia suka, dan kiranya bisa jadi ialah penerusnya. aku membayangkan ketika di surga nanti, Bisa jadi dia bisa bertemu dengan nabi dan para sahabat. Ah, nikmatnya. Aku jadi cemburu. Semoga ukhuwah ini tetap terjaga, dan aku bisa menjadi orang yang ia panggil ketika ia tak menemukanku di syurga. Na’udzubillah. Semoga kita bisa bareng-bareng ke syurga y ukhty.


Kebersihan sebagian dari iman. Kiranya dialah orang pelaksana hadis ini. Kamarnya bersih dan rapi, buku-buku tertata rapi juga barang-barang yang lain. Tidak ada tumpukan baju kotor di kamar, selalu mencuci sehabis mandi. Tidak hanya dikamarnya, jelas terlihat barang-barang di klinik rapi dan nyaman. Kamar berukuran 1.5x4 meter itu yang menjadikan enak dilihat.walaupun itu bukan kamar tidur yang sesungguhnya, kamar tidurnya adalah kamar tidur pasien. Cita-citanya menjadi seorang dokter terpenuhi juga, walaupun tak menyandang title dr. didepan namanya. Namun ketika orang bertanya tentang penyakit dia akan menjelaskan ala dokter herbal. 

Sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Dan dialah salah satu orangnya.
Di kamar mungil itu, terdapat 4 buah tabungan plastic di atas rak. Tabugan pertama bertuliskan tabungan subuh, tabungan pengobatan, tabungan pribadi, dan tabungan Qurban.
Waktu aku tanya
R: "Buat apa mbak tabungan pengobatannya?"
S: "Buat beli alat bekam ukh, buat di kampung. Kalo saya pulang dirumah buka bekam gratis, sampe kadang jam 12 malam baru selesai ukh. Niat saya di Jakarta waktunya saya bekerja, kalo pulang udah waktunya saya mengabdi. Pernah ada pasien yang kasih uang 50000, kata ibu suruh kembalikan. Soalnya kalo dikampung ukh, uang segitu udah banyak, takutnya malah jadi memberatkan orang-orang yang mau bekam. Besok-besok malah ngga datang lagi, karna taunya harus bawa uang."
Ia lakukan selama seminggu. Salut pokoknya.
 Tanpa dikomando pikiran ini menghitung-hitung kira-kira berapa biaya yang ia keluarkan, belum waktunya yang ia luangkan sampe larut malam, capeknya yang tidak dihargai dalm bentuk materi. Keihlasan dan kesabaran yang seperti apakah yang ia punya. Tak pernah terbesit dalam dirinya harta yang ia usakahan, untuk foya-foya. Kehidupan masa lalunya yang membuat dia belajar akan berbagi. Yang menaruh dunia ditangannya dan akhirat dihatinya. Ah semakin membuat aku iri saja.

Target tilawah 2 juz tiap hari. (Ah, kalo harus membandingkan dengan diri ini rasanya jauh, tapi bukan berarti tidak mungkin kan Ratnaa. Ah selalu begitu.) Dengan tidak langsung terkadang dia bisa mengikuti murotal dari radio, atau mp3. Indranya yang  terjaga dari hal yang sia-sia itulah yang membuat setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya begitu bermakna.
Ketika kita beradu pada obrolan ringan tentang seorang laki-laki pendamping.
R:“ mbak kapan nikah?”
S:”saya ngga mau cari imam yang asal-asalan ukh. Dulu perjuangan saya menemukan allah kan pajang penuh perjuangan. Saya pengen pendamping yang bisa menjadi imam, membimbing saya lebih baik lagi. Pernah ada orang bilang ke saya lewat sms, Sari mau ngga jadi istri saya? Saya jawab. Mas udah merasa bisa menjadi imam yang bisa membimbing saya? Katanya belum, bantu mas menjadi lebih baik ya. (gubrak dah). Saya jawab, saya juga haus akan ilmu mas, saya butuh orang yang bisa membimbing saya. Gimana jadinya ukh saya  mencoba melakukan ketaatan semampu saya sampe dengan hari ini, tapi nanti pasangan saya ngga sevisi dengan saya. Saya ngga mencari yang kaya,atau yang keren tapi yang bisa membimbing saya. Pernah juga ustad mau ngenalin saya, yang ngga saya suka ustad selalu cerita baik-baiknya saya. Saya ngga tahu ukh orang lain menilai saya itu bagaimana. Saya ngga mau orang itu melihat dari hal yang baik-baik saja dari saya. Saya juga banya kekurangan. Gimana jadinya ketika saya futur. Saya pengen pasangan yang menerima saya apa adanya bukan ada apanya.”
 Wanita sekelas dia saja masih merasa haus akan ilmu, masih merasa banyak kekurangan. Rasanya tak ada apa-apanya.

Sebelum tidur, sunnah tak pernah ia tinggalkan. Berwudhu, sholat witir, baca al mulk, gosok gigi, baca al ikhlas, an nas, dan al falaq.
Mungkin ada yang berfikir pasti dia ngga pernah ke mall, pasti ngga pernah jalan-jalan.  Dia bukan orang yang kaku. Kebutuhan harian, bali pakaian dan kebutuhan lainnya dia beli juga di swalayan atau toko terdekat. ya, sebatas kebituhan. 
Hal yang merasa tenang ketika berteman dengan orang-orang sholehah adalah tau menempatkan waktu. ketika Allah memanggilnya maka cari tempat untuk menjawab panggilannya. Allah is number one.

Kemarin aku ajak dia maen ke tempatku, kita sempat sholat dhuhur di masjid. Saking ngantuknya aku tidur, beberapa menit masjid. Terbangun karena ada tiga anak perempuan sholat di masjid, kita sapa dan anak-anak itu bahagia sekali. Sehabis menyapa Aku berjalan ke parkiran duluan, aku menengok ke belakang dan ternyata mbak Sari masih di dalam masjid dengan anak-anak itu, dari bilik-bilik jendela masjid aku melihatnya memberikan uang jajan ke mereka. Ah, lagi-lagi dia membuatku iri dengan amal-amalannya. 
Lain lagi ketika aku ajak dia qiyaumul lail di Masjid An nur, dia duduk sebelahan dengan seorang nenek aku hanya mendengarkan obrolan mereka dengan bersandar didinding karena mengantuk. Nenek itu sangat antusias ngobrol dengannya diakhir obrolan mereka, mereka saling mendokan satu sama lain. dan aku tersenyum sembari menyalami si nenek.
Akhlaqnya yang indah, menyayangi yang muda dan menghormati yang tua. Mampu menempatkan diri kepada siapa dia berbicara. Menantu yang idel bukan.
Perhatian-perhatian kecil darinya yang membuat orang nyaman berlama-lama untuk hanya sekedar ngobrol, dan sharing.

Satu hal lagi, puasa sunnah tak ketinggalan ia kerjakan. Puasa daud pula. puasa dengan level tertinggi dibanding puasa sunnah lainnya. Ah, Surga Ar rayyan sudah pasti menunggunya.

Dan pasti masih banyak amalan sholeh lainnya yang ia kerjakan yang tidak aku tau. 
Ukhty terimakasih sudah mengajarkan aku keistiqomahan perjuangan dalam ketaatan, kamulah role model yang nyata sebagai teladan. Semoga keberkahan selalu berlimpah untukmu, menjadi wanita inspirasi dan selalu berkontribusi.

Ana ukhibuki fillah

salam Ratna



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin kita jodoh (hari kedua belas #30DWC)

nasehat tentang kematian(hari kedua puluh satu #30DWC)

Berbagi kisah: Perjalanan Internship Pertamina 2015