Warna warni perjalanan Jakarta-Tangerang

Senin kemarin, tanggal?? 11 januari 2016. Teruus?.
Yah, tadi baru aja nginget-inget tanggal, aku pengen cerita pengelaman naik kereta KRL jakarta- tangerang..
Hee,,

Sekitar tujuh bulan sudah aku di jakarta, bulan Desember  kemarin genap 6 bulan aku selesai internship di Pertamina. Dan setelah itu, aku harus buat schedule harian biar padat acara setiap harinya, selama menunggu kabar dari beberapa perusahaan untuk panggilan interview. Karena yaa, aku ingin menjemput rezeki di Jakarta. dan jalan-jalan tentunya, setidaknya JABODETABEK.

Aku mulai mengatur dari jadwal kapan harus bangun tidur, bersih-bersih, olahraga, belajar, les TOEFL, baca-baca, silaturokhim, nulis, buat PR bahasa Arab, makan, sholat, mandi, start up bisnis dan kawan-kawannya. Harus padat karya, dan padat ibadah.

Lhaa, kebetulan hari senin kemarin aku jadwalin buat bisa maen, niat silaturokhim ke tempat Ani, sekaligus saudara kembar dari Ana teman insternship di Pertamina. Berhubung Ani, senasib denganku tidak perpanjangan internship, jadi aku hanya bertamu dan bertemu sama Ani. dan Ana Alkhamdulillah perpanjangan. Hee.

Okee, perjalanan ke Tangerang di mulai. Pagi-pagi siap berangkat dari rumah jam setengah 8. untungnya semalam udah ngobrol rute jalur kereta sama Ani. Hari ini aku ngga mau naik motor ke stasiun, mau nyoba naik angkot, dan pertama kalinya di jakarta, kecuali pake transjakarta.

Alamat tempat tinggalku di curug, Pondok Kelapa, jadi rute dari rumah ke stasiun Buaran harus melewati gunung, naga berapi dan lembah beracun. hahaii,, nggalah, itu mah tontonan cartoon ponakan-ponakanku. Jadi yang bener rutenya ini,,
  1. Naik Angkutan G5 jurusan Curug-Pondok Gede turun di Jalan raya Kali Malang
  2. Naik Angkutan 23 jurusan Kali Malang-Pulo Gadung, turun pas di jalan mau naik fly over Buaran, yang sebelahnya carrefour.
  3. Jalan Kaki sampe Stasiun Buaran, atas saran ibu-ibu yang satu angkot denganku, dan ternyata eh ternyata pernah tinggal di semarang. Lumayan deket kog kira-kira 400 meter. sambil jalan-jalan pagi. sebelum masuk stasiun nyempetin dulu beli masker harga 5000 dapet dua, warna merah biar match karna aku pake baju merah kecoklatan. biar ngga kena iritasi matahari, sama biar aman dari debu-debu. B)
  4. Sampelah di Stasiun Buaran, tapping pake tiket commuter(karena sebelumnya udah punya) biar bisa masuk.
    gambar nemu di internet
    nunggu dijalur 2 menuju ke stasiun Manggarai. Sambil liat-liat orang-orang, pada ngapain aja waktu nunggu kereta. Ada yang lagi duduk sambil makan, duduk sambil bengong, duduk sambil liat-liat sekitar, ada yang berdiri sambil bengong, ada yang berdiri sambil liat-liat kereta udah dateng belum. dan survey membuktikan tidak dirumah, tidak di tempat umum, HP selalu menjadi teman terbaik menurut mereka. mau cari orang yang pegang buku kog ngga ada, apalagi yang pegang kitab suci NOL.
  5. Kereta jurusan jalur 2 dateng, alkhamdulillah ngga padet, jadi lancar perjalanan sampe ke stasiun manggarai ambil jalur 5. habis itu ganti kereta lagi menuju stasiun Duri karena mau ke Tangerang Kota. kalau mau ke Tangerang Selatan turun di tanah abang nanti ganti kereta lagi. Mau cerita sedikit, pengalaman nyasarin orang. Jadi ceritanya aku nyapa mbak-mbak aku tanya "mbak mau kemana?" "mau ke tangerang mbak." serasa yakin aku bilang "wah kita bareng mbak.asyik, punya teman seperjalanan." Awalnya mbaknya bilang kalau mau ke tangerang turun di tanah abang, aku dengan penuh keyakinan bilang turun di stasiun duri mbak kalau mau ke Tangerang. dan mbaknya mengiyakan, karena dia udah lama ngga naik kereta ke tangerang. sampailah kita ke stasiun duri. mbaknya agak ragu-ragu meneruskan perjalanan, akhirnya tanya ke mas-mas security disana. Dan, Doeeeengg, "mas kalau mau ke tigaraksa kemana y?". "kalau mau tigaraksa turun ditanah abang mbak". Aduh berasa berdosa banget,, jadi mbaknya harus balik lagi ke stasiun tanah abang lagi. Ini gambar rutenya biar temen-temen ngga bingung.
      
    Waktu aku tanya Ani, ternyata dari stasiun tanah abang juga ke tangerang, cuma ke tangerang selatan, kalau aku jurusan tangerang kota. Lha mbaknya ternyata mau ke tigaraksa arah tangerang selatan jadi awalnya udah bener mbaknya turun ditanah abang. karena di rute nama tangerang cuma satu-satunya, yang dari stasiun duri, aku dengan segenap keyakinan ingin mengarahkan jalan yang banar, dan Eh malah disasarin sama diriku yang sok tau ini. Huuhuu. maafkan aku ya mbak, yangkita juga belum tahu nama satu sama lain. untung mbaknya baik banget, ngga nyalah-nyalahin aku.
  6. Lanjut dari stasiun duri menuju ke stasiun Poris. Alkhamdulillah dapet tempat duduk, setelah selama perjalanan berdiri. Lumayan bisa istirahat, menutup mata walaupun ngga nyenyak karena takut kelewat.
  7.  Akhirnya sampai juga di stasiun Poris, Pas banget waktu aku keluar Ani juga pas turun dari angkutan. bareng si Askaa. siapa dia? dia anak kecil umur 3 taun yang menggemaskan, cerdas dan banyak omongnya.:p
  8. untuk menuju kontrakan Ani, harus naik angkutan sekali. lalu jalan sekitar 200 meter, melewati jalan umum, gang-gang sempit dan jalan setapak.Hee. Lebai. dan sampailah ke kontrakannya. sekitar jam setangh 10 pagi. tak selama prediksiku. sekitar satu sengah jam, kalau lancar kaya perjalanan tadi. hampir tanpa hambatan. malah aku yang menghambat orang. hee. Ampunilah dosaku
Dan ternyata sampai disana cuma mau ikut pindah tidur siang. haaahaaaii. perjalanan yang panas bikin suasana yang tepat untuk leha-leha dikasur. menit-menit berlalu, sampelah waktu dhuhur, terus kita sholat bareng. ngobrol-ngobrol, buat PR bahasa arab yang sengaja aku bawa dari rumah, dan niat sebenernya minta diajari buat wpap. wpap kaya gini ni. gambar dengan garis-garis vektor, terus kombinasi warna warni. berhubung aku suka Sherlock Holmes jadi aku pajang gambar Robert Downey Jr. ini nyari ya bukan buatanku.
berberapa jam berlalu, akhirnya tujuan belajar wpap tercapai, tinggal praktek di rumah. setelah sholat ashar pamit buat pulang. jadi kita maen-maen aja bertiga dikontrakan Aku, ani, sama si aska, si lelaki penghibur. heheeii..
Sehabis pamitan ke kakaknya AnaAni, cuus, meluncur ke stasiun Poris sekarang ngga naik angkot lagi ke stasiun di anter Ani pake motor. breeemm.

Perjalanan pulang ngga selancar perjalanan awal, mulai dari gagal tapping buat masuk, kudu minta bantuan mbak-mbaknya yang jaga, ternyata eh ternyata waktu keluar dari stasiun tadi belum dihitung keluar,padahal udah tapping pake kartu accesnya, udah nyala centang hijaunya dan anehnya kog bisa on pintunya. nyatanya aku bisa keluar stasiun dengan selamat. wallahua'lam.
Alkhamdulillah akhirnya bisa masuk, ditapping keluar ulang sama mbaknya.
akhirnya menunggu agak lama keretanya baru dateng, sekitar jam setengah 5. sewaktu nunggu ada pandangan mata yang membuat penasaran, ketemu sama bapak yang maaf kulitnya seperti melepuh seluruh tubuh. bapak itu ditemani seorang ibu sepertinya istrinya. Dan aku mulai obrolan dengan seorang ibu yang lain bersama anaknya, biasa aku menyapa dengan bahasa seperti orang udah kenal lama. biasa awalnya bicara ngalor ngidul, cerita masing masing tentang pengalaman naik kereta sampe tanpa di komando ibunya cerita, sewaktu kami hendak naik ke kereta, yang sudah terlihat dari kejauhan. "bapaknya kasian mbak, salah minum obat jadi kulitnya melepuh." ternyata ibu ini sempat berbincang-bincang dengan ibu yang aku duga  sebagai istrinya tadi, belum terjawab pertanyaanku "kog bisa bu?". pintu kereta sudah didepan kami. akhirnya kami berpisah dan meluncur ke stasiun duri.
Sampailah di stasiun duri, ternyata kereta yang ke stasiun manggarai udah menunggu, buru-buru aku lari ke gerbong kereta, gerbong yang bukan khusus wanita, tapi masih longgar, dan alkhamdulillah sampai ditengah stasiun karet dapat tempat duduk. Dan sampelah di stasiun sudirman, taraaaa subhanaallah, gerbong langsung penuh sesak sama para pekerja yang baru pulang ngantor. alkahmdulillah bisa duduk, sebelahku mbak-mbak juga. Jadi aman dari berdesakdesakkan, dengan mas-mas dan bapak-bapaknya.
Dan waktu mulai perjalanan ke stasiun manggarai itu, aku denger suara lirih, kepalaku mendongak ke arah sumber suara, seorang bapakbapak dengan pakaian rapi ala kerja kantoran memegang hpnya dan tilawah berdiri disebelah kananku sepanjang perjalanan. entah aku merasa ini sebuah teguran dariNya.
"Hey, kamu.. tanpa kamu sadari sekarang kamu udah ngga bawa surat cintaNya kemana-mana, sekarang udah  ngga ada target membacanya sehari satu juz, sekarang udah ngga jadi temanmu kemana pun kamu pergi. Kamu ninggalin dia di kamar sendiri, sesekali kamu menyentuhnya membacanya tidak dalam waktu lama. terkadang sehari kamupun melupakanya"
Yah, aku seperti ditampar tanpa memar. Tapi aku menangis. Di balik masker warna merah itu sepanjang perjalanan menuju stasiun manggarai. Aku menunduk, dan introspeksi, mungkin DIA merindukanku. lalu dibuatlah skenario seperti jalan cerita diatas, bapak-bapak itu berdiri tepat disebelah aku duduk. untuk apa skenario diatas dibuat, kalau bukan untuk menyadarkanku,  dan sudah seharusnya aku bisa mengambil makna yang tersirat dari itu. Termikasih ya Allah, dan terimaksih bapak Anda menegurku tanpa kata, sekali termikasih itu sangat bermakna.
Beberapa saat kemudian, tibalah aku di stasiun manggarai dan aku masih menangis, lambat laun berhenti semenjak ada tekad untuk memperbaiki diri kembali, kembali untuk bisa meluangkan waktu untuknya, melantunkan kata demi kata surat cintaNya. "satu juz tidak lebih dari satu jam", kata hatiku kepada logika.
aku menunggu kereta ke arah stasiun terakhirku, arah ke stasiun  bekasi. dan ketika kereta datang aku tidak bisa naik, kereta penuh sesak, jam pulang kerja selalu seperti ini. aku mengalah, aku akan menunggu kereta selanjutnya, aku sempatkan beli minum, karena pasti azan magrib berkumandang sewaktu masih perjalanan di dalam kereta. dan hari itu aku puasa.
dan benar begitu, aku dan ibu disebelahku berspekulasi sudah tiba waktu magrib waktu jam menunjukkan pukul 16.15. alkhamdulillah dapat pengalaman buka puasa di dalam kereta, dan ternyata ibu-ibu samping kanan, dan yang duduk didepanku juga sedang puasa. Ah, dunia ini masih banyak orang yang mencintai sunnahnya. kamu tidak sendiri.
senengnya lagi, "mbak, lagi puasa ya? ini ambil aja mbak". ibu-ibu yang didepanku nawarin bakpia isi kacang ijo.. ah nikmatnya. Pembelajaran pribadi, untuk selalu berbagi.
kali ini turun di stasiun klender, bukan buaran, pikirku lebih deket sama angkutan 23 eh, ternyata salah spekulasi.
ceritanya begini, sehabis turun dari kereta, nyari masjid buat buka sekalian sholat magrib. dapatlah masjid klender. Habis selesai sholat. ternyata  jalan menuju jalan raya harus muter dulu, sekitar 500 meter ada mungkin. Anggap saja jalan-jalan malam batinku, baru sadar setelah sampe jalan raya udah jalan bermeter-meter jauhnya, lhoh kog ngga sampe-sampe carrefour buaran. baru sadar kalau aku salah spekulasi kalau stasiun klender lebih dekat sama buaran, ternyata masih jauuuuh.
ngga mungkin dilanjut dengan berjalan kaki, ini kan udah malam, jalanan rawan dan sepi dari manusia jalanan, dan Aku ini kan perempuan.
akhirnya nyetop angkutan 26, asal masuk aja  yang penting ada tulisan kali malang. aku penumpang satu-satunya, alkhamdulillah bapaknya sopir yang baik, ngga ada niat buruk. ketika sampe pertigaan buaran, aku salah spekulasi lagi kalau ternyata angkotanya menuju kali malang yang bukan aku maksud, ternyata kali malang arah bekasi, jadi bukan kali malang yang arah curug. wal hasil harus turun dipertigaan buaran ganti angkotan lagi 23. harus jalan dulu lewat jembatan pejalan kaki, biar aman, karena lalu lintas padet banget. Dan senengnya kaya nemu mobil yang ilang, pas tahu ada angkutan 23 lagi ngetem. syukurlaah.
berarti tinggal ganti angkutan G5 buat bisa sampe rumah. alkhamdulillahnya, jugaa angkutan G5nya baru ngetem, ah bersyukurnya.
perjalanan jakarta-tangerang-jakarta berakhir di jam delapan kurang.

Terimakasih ya Allah yang memperjalankanku, memberikan aku hikmah tersirat sepanjang perjalanan.

notes: walaupun ngga ada foto,dan bukti kongkrit lainnya. cerita diatas bukan fiktif belaka,, namun cerita fakta asli dari si penulisnya.

*peace*

salam travelesia
Assalamu'alaikum wr.wb..
:)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mungkin kita jodoh (hari kedua belas #30DWC)

nasehat tentang kematian(hari kedua puluh satu #30DWC)

Berbagi kisah: Perjalanan Internship Pertamina 2015